Minggu, 28 September 2014




Mahasiswa dan Gadget

Di Zaman globalisasi ini teknologi semakin canggih dan semakin bagus saja perkembanganya. Teknologi adalah salah satu yang berkembang pesat dalam masyarakat zaman ini, bahkan setiap hari teknologi mengalami perkembangan terus menerus. Teknologi dalam era globalisasi ini telah memengaruhi masyarakat dan sekitarnya dengan banyak cara. Dalam beberapa kelompok masyarakat, teknologi telah banyak memiliki berbagai manfaat. Salah satu kemajuan teknologi yang sedang berkembang pesat saat ini adalah gadget.
Gadget adalah sebuah teknologi yang sangat berperan dalam zaman ini terutama pada mahasiswa. Definisi gadget sendiri adalah sebuah teknologi atau pun inovasi yang memiliki banyak manfaat yang salah satunya adalah membantu mempermudah pekerjaan seseorang.  Pada era teknologi yang sudah canggih ini gadget adalah salah satu kebutuhan pada sekarang ini. Mulai dari anak dalam usia dini pasti sudah memerlukan gadget. Apalagi di era sekarang ini gadget sudah berkembang dengan aplikasi yang canggih dan rata-rata semua yang di butuhkan sudah terdapat di gadget atau apapun yang kita ingin lakukan dapat di kerjakan dalam benda ini. Maka dari itu, banyak sekali orang yang menggunakan gadget ini untuk selain sebagai kebutuhan komunikasi juga untuk mendapatkan informasi serta untuk membantu menyelesaikan tugas atau pekerjaan.
Sekarang gadget sudah merambah ke dunia pendidikan salah satunya merambah ke kalangan mahasiswa. Hampir semua mahasiswa mempunyai gadget. Gadget sangat berguna di kalangan mahasiswa untuk memudahkan mereka dalam mengerjakan setiap tugas kuliah terlebih gadget dalam aplikasinya dapat di gunakan untuk mengirim gambar dan e-mail sehingga sangat memudahkan sekali mahasiswa. Pada zaman sekarang ini, mahasiswa di tuntut untuk selalu up to date pada berita-berita yang sedang di perbincangkan sekarang ini terutama informasi yang berasal dari luar. Maka dari itu, agar tak ketinggalan berita mahasiswa memanfaatkan teknologi yang disebut dengan gadget ini untuk mencari informasi dan juga untuk berbagi informasi ke sesama teman melalui gadget.
Mahasiswa dengan gadget adalah satu kesatuan yang tak bisa di pisahkan dan merupakan suatu tuntutan kebutuhan. Dan juga dengan menggunakan gadget lebih memudahkan mahasiswa dalam menjalankan segala aktifitas perkuliahannya selain berfungsi sebagai alat komunikasi ke sesama teman ataupun orang lain. Gadget juga dapat memberikan pengakuan dalam lingkungan sekitar karena fungsi gadget sendiri adalah sebagai alat komunikasi, maka dari itu dengan adanya gadget seseorang dapat terus berhubungan dengan orang lain  sehingga orang lain mengganggap kita “ada” dalam lingkungan sekitar. Selain itu, gadget sendiri memiliki fungsi sosial yaitu membantu menolong orang yang sedang membutuhkan karena dengan adanya aplikasi yang memudahkan para pengguna gadget mengirimkan pesan yang disebut dengan broadcast maka mempercepat seseorang apabila membutuhkan bantuan karena informasinya yang cepat tersampaikan. Bukan hanya itu, gadget juga dapat mengukur ekonomi seseorang berdasarkan tipe gadget yang di milikinya. Kemudian, gadget penting karena gadget sendiri adalah teknologi kecil yang bisa di bawa kemana-mana jadi otomatis memudahkan si pengguna untuk mencari dan mendapatkan informasi di manapun dan kapan pun karena tidak semua informasi yang kita butuhkan terdapat di buku atau media cetak lainnya maka dari itu dengan adanya gadget sangat memudahkan penggunanya terutama di kalangan mahasiswa.
Maraknya teknologi yang canggih pada zaman sekarang ini memungkinkan para pengguna gadget terutama di kalangan mahasiswa mulai berbisnis. Kebanyakan mahasiswa yang berbisnis itu menggunakan fasilitas gadget yang sudah canggih yaitu sosial media untuk mempromosikan produk ataupun bisnis yang sedang di tekuni atau yang bisa disebut dengan “online shop”. Di sini tentunya menguntungkan juga terutama bagi para mahasiswa karena dengan adanya fasilitas berarti dapat memudahkan mahasiswa dalam belanja karena dengan fasilitas tersebut barang yang di beli sudah dapat bisa di antar langsung ke tempat si penerima. Para mahasiswa juga menggunakan gadget karena untuk kepentingan dalam transaksi bayar membayar perkuliahan, jadi memudahkan mahasiswa dalam menjalankan semua aktivitas perkuliahan.
Di samping itu, tujuan gadget selain mempermudah komunikasi dengan orang lain dan mendapatkan informasi dengan cepat, gadget juga dapat menambah wawasan seseorang dari informasi-informasi yang di dapat dari media sosial terutama yang sedang marak sekarang ini. Dari media sosial tersebut kita bisa mendapatkan lebih banyak informasi-informasi yang sudah lama ataupun yang terbaru. Kita bisa mendapatkan informasi secara cepat lewat media sosial, apalagi gadget yang sekarang memang di rancang lebih canggih dan bentuknya lebih praktis sehingga sangat membantu bagi mahasiswa untuk berkomunikasi. 
Gadget memiliki beberapa manfaat terutama di kalangan mahasiswa, salah satunya seperti email. Email adalah salah satu fasilitas yang sering di gunakan terutama oleh mahasiswa, dengan adanya gadget dapat memudahkan mahasiswa dalam kirim dan terima tugas perkuliahan. Selain itu, kelebihan gadget bagi mahasiswa adalah dapat memudahkan mahasiswa dalam mencari bahan referensi perkuliahan sehingga memudahkan mahasiswa dalam mengerjakan tugas karena bisa di kerjakan juga dalam gadget. Penggunaan gadget bagi pelajar, mahasiswa, pendidikan dan masyarakat umum sudah banyak sekali di jaman yang serba modern ini. Menurut Lina, mahasiswa Universitas Indonesia (20), “Gadget sangat memudahkan saya terutama dalam membackup data, karena biasanya selain saya simpan di folder laptop saya juga menyimpannya di gadget”.
Bukan hanya itu saja, setiap gadget pasti memiliki aplikasi media sosial. Media sosial adalah media yang sedang di gemari pada saat ini karena selain informasi yang di dapat lebih cepat, media sosial juga berfungsi untuk memotivasi. Karena dengan media sosial seseorang dapat memposting sesuatu ke dalam media sosial dengan cepat, misalnya seseorang yang dapat beasiswa ke luar negeri kemudian dia mempostingnya ke dalam media sosial, dampak dari postingan yang ia lakukan yaitu orang lain yang melihatnya dapat termotivasi untuk mendapatkan beasiswa seperti apa yang telah di dapat dari seseorang yang memposting tersebut.
Ibaratkan seperti 2 buah mata pisau, gadget pun memiliki beberapa kekurangan. Diantaranya gadget dapat membuat mahasiswa menjadi apatis atau acuh tak acuh karena telah memiliki dunia nya sendiri seperti gambar yang tampilkan di atas, kebanyakan mahasiswa lebih perhatian terhadap gadgetnya daripada mata kuliahnya jadi berdampak pada nilai-nilai mata kuliahnya. Kemudian, dapat juga membuat mahasiswa menjadi lebih ketergantungan terhadap gadget yang berdampak pada prestasi mahasiswa itu sendiri. Meningkatnya kriminalitas seksualitas, karena dengan adanya perkembangan teknologi gadget yang canggih mahasiswa dapat dengan mudah mengakses video-video porno yang bukan hanya berdampak pada psikis mahasiswanya tetapi juga dalam prestasi mahasiswanya.
Gadget yg kita miliki akan menimbulkan efek yg terus berkesinambungan entah itu efek positif maupun efek negatif. Kecanggihan teknologi yang ada di gadget sering di salahgunakan oleh  mahasiswa. Sekarang , gadget juga banyak di ambil dari sisi positifnya bukan hanya dari sisi negatifnya saja. Kita sebagai mahasiswa seharusnya bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi tersebut dengan hal-hal yang lebih bermanfaat, terutama dalam menggunakan gadget kita sebagai orang yang berpendidikan harusnya lebih memakai ke dalam hal-hal yang bersifat positif. Tetapi, semuanya kembali kepada diri masing-masing individunya apakah bisa menggunakan gadget secara bijak atau tidaknya


Senin, 06 Januari 2014

Harian haluan.com


BAHASA MINANG TERANCAM PUNAH?


Selasa, 07 Januari 2014 02:29
Baru-baru ini Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LI PI) merilis ha­sil penelitian mereka ten­tang bahasa daerah yang terancam punah. Menurut LIPI seperti dikutip Antara edisi Selasa 10 Desember 2013, hanya tersisa sem­bilan dari beratus-ratus bahasa daerah yang akan bertahan. Sisanya, kehi­langan penutur dan teranc­am punah. Sembilan bahasa yang akan bertahan terse­but adalah Bahasa Aceh, Batak, Lampung, Melayu, Jawa, Bali, Bugis, Sunda dan Sasak.
Menurut Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) LIPI, Endang Turmudi di Jakarta, secara konseptual bahasa akan dikatakan bertahan apabila memiliki sistem penulisan atau aksara sebagai fasilitas untuk merekam bahasa itu dalam media selain lisan.
Sebagai orang Minang, sejujurnya saja saya sedikit sedih – tepatnya kecewa – dengan hasil penelitian LIPI tersebut.  Kok bisa ya, Bahasa Minang yang nota­bene memiliki penutur sangat banyak, bisa tidak termasuk dalam bahasa yang bertahan dari kepu­nahan?  Rasa-rasanya  di bumi ini, tidak ada yang tidak dihuni orang Minang?  Orang Minang itu  terkenal dengan budaya meran­taunya, sehingga hampir semua tempat di planet bumi ini didiami orang Minang. Bahkan ada adagium yang menyebut, andaikan di bulan ada kehidupan dan dihuni manusia, niscaya rumah makan Padang juga akan berdiri di sana.
Penelitian yang juga diposting di laman yahoo ini, mendapat tanggapan bera­gam dari pembaca. Komen­tar emosional terlihat dari etnis yang bahasa daerahnya tidak termasuk dalam kate­gori bertahan. Wajar dan manusiawi memang! Tapi  bila kita renungkan dan teliti lebih jauh, hasil penelitian lembaga ini cukup beralasan dan mendekati kebenaran.  Secara kasat mata, tanpa melakukan penelitian seperti LIPI pun, sebenarnya kita sudah membaca gejala ke arah itu.
Fenomena kepunahan Bahasa Minang sebagai salah satu bahasa daerah, sudah berada di ambang mata.  Bahasa Minang mulai ditinggalkan oleh para penuturnya sendiri. Memang  harus diakui, orang Minang itu tersebar di berbagai daerah di wilayah nusantara ini, bahkan hingga ke mancanegara menembus lima benua.
Tapi masalahnya, orang Minang itu mulai kehilangan jati diri dan melupakan bahasa Minang sebagai bahasa ibu. Faktanya, hari ini, banyak orang Minang baik di perantauan maupun yang tinggal di Sumatera Barat, malu menggunakan bahasa Minang. Dengan kata lain, berusaha menyem­bunyikan identitas ke­minangannya.
Lihat saja, panggilan uda dan uni, mulai ditinggalkan berganti abang dan kakak atau mas dan mbak. Orang Minang hari ini, juga merasa tidak perlu lagi menjadikan bahasa Minang sebagai bahasa ibu dalam keluarganya. Tidak salah memang menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama yang dikenal sang anak semenjak dini. Hanya saja, untuk bahasa kedua, jangan disambung lagi dengan bahasa internasional. Alangkah lebih bijak, bila yang dikenalkan adalah bahasa daerah.
Dalam lingkup pergaulan yang lebih luas justru tambah parah lagi. Bahasa Minang terlindas oleh Ba­hasa Indonesia yang ter­kadang diselipi pula dengan Bahasa Inggris. Apalagi jika sudah keluar dari Padang (baca: Sumatera Barat). Ada perasaan malu dan enggan jika harus menggunakan bahasa Minang. Jangankan bahasa Minang, berbahasa Indonesia tapi masih keliha­tan logat Padang-nya, sering  menjadi bahan olokan.
Seorang teman pernah bercerita, saat bertemu dengan salah satu pejabat Sumatera Barat di Jakarta dalam pertemuan informal – tidak sengaja – tapi sang pejabat terus saja bicara dalam bahasa Indonesia, tanpa sekalipun meng­gunakan bahasa Minang. Padahal menurutnya, ketika bertemu di Padang, sang pejabat berkomunikasi pakai bahasa Minang. Bisa jadi, si pejabat ingin kelihatan keren.
Alih-alih bangga menjadi orang Minang dan berbahasa daerah, justru kita terpuruk pada rasa tidak percaya diri yang begitu kental. Oleh karena itu, meski memiliki penutur yang sangat banyak tapi bahasa Minang dipre­diksi tidak akan bertahan. Selain kehilangan penutur, bahasa Minang hanya men­jadi perlambang iden­titas semata. Menjadi pajangan tanpa makna. Digunakan pada acara-acara tertentu seperti pernikahan, upacara penyelenggaraan jenazah atau seremonial dan festival lainnya.
Sejauh ini, tang­gung­jawab keber­lang­sungan bahasa daerah (Minang) hanya dibebankan pada pihak-pihak tertentu, seperti pemerintah, budayawan atau pemerhati sastra atau sejarahwan.  Kita, nyaris tidak peduli, apakah bahasa Minang akan punah atau hilang dari peredaran. Sehingga, seperti yang dikatakan LIPI, tidak ada sistem aksara atau penul­isan yang akan mere­kam bahasa tersebut di kemudian hari.
Di sisi lain, pelajaran dan sastra Minang juga kurang diminati oleh generasi muda masa kini. Sastra daerah menjadi pilihan nomor sekian, setelah mentok atau tidak lulus di program studi impian. Selain kecilnya peluang kerja dengan memi­lih jurusan tersebut, gengsi dan prestise juga menjadi alasan. Sementara, dulu yang katanya ada pelajaran adat dan budaya alam minangkabau (BAM), juga hanya sekedar pemenuhan kebutuhan kurikulum lokal. Pelajaran tersebut menjadi tersia-sia, karena siswa tidak tertarik dengan materi tersebut.
Pembiaran yang terus berlanjut, disadari atau tidak, disebabkan oleh sistem atau bukan, pada akhirnya membuat semua orang lengah. Kita baru tersentak atau mungkin merasa kehi­langan setelah ada bangsa atau etnis lain yang mengk­laim itu kepunyaan mereka.
Karenanya, kondisi ini menjadi tanggungjawab kita bersama. Tidak perlu mu­luk-muluk, mulai saja dari diri pribadi, dengan men­jadikan Bahasa Minang sebagai bahasa ibu. Tidak malu dan gengsi berbahasa Minang atau menggunakan simbol-simbol terkait. Perca­yalah, terus memupuk dan melestarikan bahasa daerah bukan berarti menum­buhkan sikap primodialisme berlebihan. Sebaliknya, justru akan memperkaya seni dan budaya bangsa ini! Bukankah NKRI terbentuk dari keberagaman suku dan bahasa?

MIRAWATI UNIANG

Minggu, 05 Januari 2014

Kali ini Gue Posting pengalaman gue , yah kalau mau baca juga sihhh hha,Pengalaman memalukan . :D

     Pada suatu kala,di awal perkuliahan. minggu minggu pertama atau kedua kuliah lah..Tentu dong,gue udah jadi senior gitu..tapi masih senior kacangan haha. dan jelas dong ada junior junior yang masih polos dan lugu .Nah, Pada kala itu KRIDA pun di mulai , Krida itu tmpt pengasahan minat bakat mahasiswa baru gitu. ngerti kan? iya in aja ==" . Nah pada saat krida itu junior di wajibkan minta tanda tangan senior senior gitu,Nah,Pada kala itu gue lagi di kelas mau mulai perkuliahan nunggu dosen gitulah, nah si junior ini pun masuk dengan tampang polosnya . ntah polos ntah gag ya ha ha .nah,dia pun mnta tanda tangan guee."bg Boleh minta tanda tangan nya" trus gue jawab" Butuh tanda tangan? butuh cinta gag ? ," haha gue berlagag berani,padahal jantung sdh kayag genderang perang di dalamtu ==" dan temen temen gue sibuk manyorak manyorak se ke aku haha tau lah gue fans fans gue kan banyak haha. yee,,lanjut ke junior td , dan gue pun membubuhkan tanda tgn gue dan gag lupa nulis nmr hape gue, berharap dia sms gue sih hahaha.SOMPLAK :D
   Lalu, dia pun pergi dan bilang makasih sma gue,dan gue pun jawab "sama-sama,cinta bg jgn dilupakan yah" haha,parah . Waktu demi waktu gue slalu mandang dia dari kejauahan, kaya lagi Sheila on seben yg " pemuja rahasia " gitu lah , tpi gue lg gag berani deketin dia. takut gue gag di CAP jadi Pria Modus . haha
Di kampus gue sering lihat dia ,begitupun mungkindia, tp dia tdk sdikit pun nyapa gue . Parah gag ? haha mungkin krna dia Lupa? mana mungkin lupa sama org kece gini,atau karena dia takut ? kayag hantu aja gue kalau gitu . Atau karena dia malu? kenapa malu kan makai baju haha . kalau gue yg nyapa dluan gengsi donggg.. Senior gitu :D . Palingan gue hanya berikan senyuman terindah gue . Dan smpai saat ini pun gue msh mengikuti perkembanganya. dan berharap dia dpt mengisi hati gue yang hampa ini . haha HAMPA bagai. Lu kira luar angkasa apa. Sampai jupa . TO BE CONTINUED masih panjang